Kegiatan Bersama BKKBN dan Tim Unair dalam Penelitian

Kegiatan dilakukan dalam rangka melakukan penelitian Analisis Determinan Terjadinya Kehamilan pada Remaja dengan Pendekatan Socio-Ecologial Model Of Health Behavior

Kunjungan Kerja Pokajaluh Kota Palangkaraya

Pokjaluh kota Palangkaraya melaksanakan kunjungan ke kementerian agama kabupaten Malang terutama kepada pokjaluh kabupaten Malang pada tanggal 4 april 2019.

Aktualisasi Praktik Moderasi Beragama di Indonesia

Indonesia seharusnya patut berbangga, karena tidak seperti negara-negara Islam yang ada di dunia seperti halnya Timur Tengah yang sering dilanda konflik berkepanjangan .

Peningkatan Kompetensi Spiritual dan Qiyamul Lail

Kompetensi penyuluh agama Islam tidak hanya sebatas melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat akan tetapi juga mempunyai kompetensi ibadah sholat malam sebagaima yang diadakan kasi penyuluh proinsi Jawa Timur pada tanggal 13 Juni 2019.

Penanaman Mangrove di Daerah Aliran Sungai Bajulmati

Penyuluh agama Islam fungsional kabupaten Malang selain tupoksi utama bimbingan dan penyuluhan juga melakukan penanaman mangrove di dekat aliran sungai

Sabtu, 12 Mei 2012

Al-Mawardi, Seorang Pemikir Muslim dan Peletak Dasar Politik Islam yang Termasyhur di Zaman Kekhalifahan

Alboacen. Begitu peradaban Barat biasa menyebut pemikir dan pakar ilmu politik termasyhur di era Kekhalifahan Abbasiyah ini. Ilmuwan legendaris di abad ke-10 M itu diakui dunia sebagai salah seorang peletak dasar keilmuan politik Islam. Gagasan dan pemikirannya tentang ilmu politik yang dituangkan dalam bukunya yang amat fenomenal berjudul Al-Ahkam al- Sultania wa al-Wilayat ad-Diniyya, hingga kini masih tetap diperbincangkan.

Selain menguasai ilmu politik, intelektual Muslim bernama Al-Mawardi ini juga dikenal sebagai ahli hukum, pakar ilmu hadis, serta sosiolog Muslim terkemuka. Ia sempat mengabdikan dirinya menjadi ahli hukum di sekolah fikih. Dalam bidang ini, sang pemikir Muslim itu melahirkan dasar-dasar yurisprudensi yang reputasinya begitu monumental bertajuk, Al-Hawi, yang terdiri atas 8.000 halaman.

Kaca Mata di Temukan Pertamakali Oleh Ilmuwan Muslim

Kacamata merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah kehidupan umat manusia. Setiap peradaban mengklaim sebagai penemu kacamata. Akibatnya, asal-usul kacamata pun cenderung tak jelas dari mana dan kapan ditemukan. Lutfallah Gari, seorang peneliti  sejarah sains dan teknologi Islam dari Arab Saudi mencoba menelusuri rahasia penemuan kacamata secara mendalam.

Lutfallah mencoba membedah sejumlah sumber asli dan meneliti literatur tambahan. Investigasi yang dilakukannya itu membuahkan sebuah titik terang. Ia menemukan fakta bahwa peradaban Muslim di era keemasan memiliki peran penting dalam menemukan alat bantu baca dan lihat itu.

Lewat tulisannya bertajuk The Invention of Spectacles between the East and the West, Lutfallah mengungkapkan, peradaban Barat  kerap mengklaim sebegai penemu kacamata. Padahal, jauh sebelum masyarakat Barat mengenal kacamata, peradaban Islam telah menemukannya. Menurut dia, dunia Barat  telah membuat sejarah penemuan kacamata yang kenyataannya hanyalah sebuah mitos dan kebohongan belaka.

Ibnu Haitham, Ilmuwan Muslim Sang Penemu Ilmu Optik


Dunia mendapuknya sebagai Bapak Optik. Gelar kehormatan itu dianugerahkan kepada Ibnu Haitam atas kontribusinya dalam mengembangkan ilmu optik. Alhazen, begitu orang Barat menyebutnya, bernama lengkap Abu Ali Muhammad ibnu Al-Hasan ibnu Al-Haitham. Ia merupakan sarjana Muslim terkemuka yang lahir di Basrah, Irak pada 965 M.

Sejak kecil Ibnu Haitham yang berotak encer menempuh pendidikan di tanah kelahirannya. Ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun ia ternyata tak betah berlama-lama berkarir di dunia birokrasi. Ibnu Haitham yang lebih tertarik untuk menimba ilmu akhirnya memutuskan untuk berhenti sebagai pegawai pemerintah.

Ia pun lalu memilih merantau ke Ahwaz dan pusat intelektual dunia saat itu, yakni kota Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya yang tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir. Di negeri piramida itu, Ibnu Haitham meneliti aliran dan saluran sungai Nil serta menerjemahkan buku-buku tentang matematika dan ilmu falak.

Jumat, 11 Mei 2012

Surat Al-'Alaq dalam Al-qur'an Merupakan Sumber Ilmu Pengetahuan


Mengapa ayat pertama dalam Alquran berupa kalimat perintah iqra' (bacalah)? Mengapa perintah itu untuk seorang yang buta huruf (ummi)?
Prof Hull dalam karya monumentalnya, History and Philosophy of Science, mengungkap salah satu misteri iqra'. Menurut Hull, siklus pergumulan antara agama dan ilmu pengetahuan terjadi setiap enam abad. Ia memulai penelitiannya dengan mengkaji abad 6 SM sampai abad 1 M. Periode ini ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh filsafat Yunani terkemuka, seperti Tales, Phytagoras, Aristoteles, dan Plato. Pada periode ini, para filsuf mengungguli popularitas pemimpin politik dan pemimpin agama. Tokoh agama hampir tidak ditemukan ketika itu.
Periode kedua diawali oleh lahirnya Nabi Isa (1 M) sampai abad 6 M. Periode ini ditandai dengan merosotnya popularitas filsuf atau ilmuwan dan menguatnya peran penguasa yang berkoalisi dengan gereja. Mereka mengaku wakil Tuhan di bumi.  Pada periode ini, hampir tidak ditemukan filsuf dan ilmuwan. Sebaliknya, tercatat sejumlah raja yang otoriter. Orang-orang tidak berani mengkaji ilmu pengetahuan karena itu berarti malapetaka baginya, terutama jika hasil pemikirannya bertentangan dengan pendapat istana dan gereja.Akibatnya, muncullah zaman kegelapan dan kebodohan. Periode inilah yang melatari lahirnya  agama Islam. Dari sini, dapat dipahami mengapa iqra' menjadi starting point ajaran Islam.

Selasa, 08 Mei 2012

Keajaiban Haji Rasulullah SAW


Beberapa ulama mengomentari berbagai keajaiban dalam haji Rasulullah. Di antara keajaiban haji Rasulullah sebagai berikut:
Pertama, Rasulullah berkhutbah kepada lebih dari 100.000 jamaah haji. Itu semua tidak termasuk kaum wanita dan anak-anak kecil. Meskipun beliau tidak menggunakan pengeras suara atau semisal mikrofon seperti sekarang, tetapi Allah memperdengarkan khutbah beliau kepada setiap orang di sana. Suara beliau terbawa angin dan menyebar ke segala penjuru. Seolah-olah beliau berada dekat dengan semua orang.

Senin, 07 Mei 2012

Muhammad Al-Karaji Ilmuwan Islam Pakar Matematika Pencipta Mesin


Al-Karaji yang mempunyai nama lahir Abu Bakar Muhammad Al-Karaji bin al-Hasan, dikenal sebagai Al-Hasib (ahli hitung).  Keahliannya tersohor sejak abad ke-10 M. Menurut sejarawan Giorgio Levi Della Vida dalam Appunti e Quesiti di Storia Letteraria Araba, Al-Karaji berasal dari Karadj, Iran.

Keterangan ini menepis keterangan pada salah satu karya tulis modern yang menyebut Al-Karaji berasal dari daerah Al-Karkh, Baghdad. Semasa muda, Al-Karaji merantau ke Baghdad. Di kota ini, ia sempat memegang posisi tinggi dalam pemerintahan pada 1011 Masehi di era pemerintahan Buwaih (945-1055 M). Dia kemudian kembali ke tanah kelahirannya dan meninggal di sana pada 1015 M.