Mengapa ayat pertama dalam
Alquran berupa kalimat perintah iqra' (bacalah)? Mengapa perintah itu
untuk seorang yang buta huruf (ummi)?
Prof Hull
dalam karya monumentalnya, History and Philosophy of Science, mengungkap
salah satu misteri iqra'. Menurut Hull, siklus pergumulan antara agama dan ilmu
pengetahuan terjadi setiap enam abad. Ia memulai penelitiannya dengan mengkaji
abad 6 SM sampai abad 1 M. Periode ini ditandai dengan lahirnya tokoh-tokoh
filsafat Yunani terkemuka, seperti Tales, Phytagoras, Aristoteles, dan Plato.
Pada periode ini, para filsuf mengungguli popularitas pemimpin politik dan
pemimpin agama. Tokoh agama hampir tidak ditemukan ketika itu.
Periode kedua
diawali oleh lahirnya Nabi Isa (1 M) sampai abad 6 M. Periode ini ditandai
dengan merosotnya popularitas filsuf atau ilmuwan dan menguatnya peran penguasa
yang berkoalisi dengan gereja. Mereka mengaku wakil Tuhan di bumi. Pada periode ini, hampir tidak ditemukan
filsuf dan ilmuwan. Sebaliknya, tercatat sejumlah raja yang otoriter.
Orang-orang tidak berani mengkaji ilmu pengetahuan karena itu berarti
malapetaka baginya, terutama jika hasil pemikirannya bertentangan dengan
pendapat istana dan gereja.Akibatnya, muncullah zaman kegelapan dan kebodohan. Periode inilah yang
melatari lahirnya agama Islam. Dari sini, dapat dipahami mengapa iqra' menjadi
starting point ajaran Islam.
Periode ketiga
diawali dengan lahirnya Nabi Muhammad (abad 6 M) sampai abad kebangkitan Eropa
(abad 13 M). Rasulullah memadukan ilmu pengetahuan dengan agama, yang
disimbolkan dalam iqra' bi ismi rabbik! (Bacalah dengan nama Tuhanmu).
Iqra' adalah simbol ilmu pengetahuan, sedangkan bi ismi rabbik sebagai simbol agama. Iqra' tanpa bi ismi rabbik atau bi ismi rabbik tanpa iqra' terbukti tidak mengangkat martabat manusia dan kemanusiaan.
Iqra' adalah simbol ilmu pengetahuan, sedangkan bi ismi rabbik sebagai simbol agama. Iqra' tanpa bi ismi rabbik atau bi ismi rabbik tanpa iqra' terbukti tidak mengangkat martabat manusia dan kemanusiaan.
Periode
keempat diawali dengan melemahnya pusat-pusat kerajaan Islam dan kebangkitan
Eropa di abad 13 M. Pada periode ini, dunia Barat hanya mengembangkan sains dan
teknologi, tetapi melupakan agama sebagai pembimbingnya. Mereka mengambil
kekayaan intelektual dunia Islam, tetapi meninggalkan agama.
Periode kelima
ditandai dengan kejenuhan manusia memuja pikirannya sendiri. Akhirnya, muncul
berbagai gerakan dan filsafat yang bertema kemanusiaan, seperti gerakan
postmodernisme. Menurut Hull, manusia tidak akan pernah mungkin melepaskan diri
dari agama. Dan, agama yang tidak sejalan dengan ilmu pengetahuan tidak punya
tempat di masa depan. Akankah Islam menjadi harapan agama masa depan?
0 komentar:
Posting Komentar