Beberapa ulama
mengomentari berbagai keajaiban dalam haji Rasulullah. Di antara keajaiban haji
Rasulullah sebagai berikut:
Pertama, Rasulullah berkhutbah kepada
lebih dari 100.000 jamaah haji.
Itu semua tidak termasuk kaum wanita dan anak-anak kecil. Meskipun beliau tidak
menggunakan pengeras suara atau semisal mikrofon seperti sekarang, tetapi Allah
memperdengarkan khutbah beliau kepada setiap orang di sana. Suara beliau
terbawa angin dan menyebar ke segala penjuru. Seolah-olah beliau berada dekat
dengan semua orang.
Kedua, peristiwa luar biasa lain adalah
tatkala beliau hendak menyembelih kurban. Beliau membawa 100 ekor unta betina
untuk disembelih sebagai tebusan sebagaimana yang pernah dilakukan kakeknya,
Ibrahim AS, saat menyembelih Ismail AS. Beliau adalah orang yang paling
mengerti segala bentuk sikap teladan dan terpuji. Rasulullah mengambil golok
(alat penyembelih binatang) dan mendekati unta yang hendak disembelih. Anehnya,
unta tersebut mendahului beliau untuk segera disembelih. Subhanallah!
hewan tersebut tidak lebih dari sekadar
binatang biasa, namun bisa merasakan kesenangan untuk menjemput maut. Sampai
ketika berada di hadapan beliau, sungguh itu menunjukkan betapa cinta sejati
dan hakiki benar-benar telah ditanamkan Allah dalam hati seorang Muhammad
Rasulullah. Unta-unta itu mencintainya. Begitulah, unta-unta itu saling
mendahului untuk berebut tempat sembelihan. Masing-masing menempatkan diri pada
tempat penyembelihan. Hingga Rasulullah cukup saja mengucap, “Bismillah.”
Beliau
menyembelih 63 ekor, kemudian berhenti. Mengapa tidak meneruskan hingga 100
ekor unta? Karena usia beliau hanya sampai 63 tahun saja. Setelah 63 tahun,
beliau akan meninggalkan dunia ini sebagaimana orang lain. Setelah genap 63
menyembelih unta-unta itu, selanjutnya beliau memberikan golok sembelihan
kepada Ali bin Abi Thalib. Ali melanjutkan sembelihan hingga 100 ekor. Dari
sini para sahabat yang memiliki pengetahuan bisa menangkap pesan bahwa usia
Rasulullah tidak akan melampaui jumlah tersebut. Beliau akan meninggalkan
umatnya di dunia. Para sahabat yang mengerti ini mengucapkan, “Inna lillahi
wa inna ilaihi rajiun” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah
kami kembali).” (QS. Al-Baqarah: 156).
Ketiga, saat beliau berkata kepada para
sahabatnya, “Bisa jadi aku tidak lagi berhaji setelah hajiku kali ini.”
(HR Muslim 2/943). Para sahabat memahami bahwa beliau telah mengucapkan kata
perpisahan. Teriak dan tangis meramaikan suasana. Dan benar, setelah itu mereka
tidak lagi menyaksikan Rasulullah berhaji bersama mereka.
Adapun
kita, insya Allah akan menyaksikan beliau. Orang-orang yang jujur dan tepercaya
dalam menegakkan sunnah beliau akan bisa menyaksikan kehadiran Muhammad SAW. Orang-orang
yang ikhlas, orang-orang yang terus menggali ajarannya dan tidak membawa jalan
lain selain daripada jalan Muhammad SAW adalah orang-orang yang akan sanggup
menyaksikan kehadiran Rasulullah kembali.
Sementara
mereka yang gemar berbuat keburukan dengan berbuat fasik, menempuh jalan selain
yang dibuka Rasulullah, maka sesungguhnya mereka tidak akan pernah merasakan
tetesan dari tangan Rasulullah. Dan kepada mereka itu akan dikatakan,
“Binasalah kalian. Binasalah kalian.” Kita memohon kepada Allah agar mengaliri
kita dengan telaga yang segar yang tiada akan meninggalkan dahaga selamanya.
Adapun
hal-hal yang berkaitan dengan selesainya masa Rasulullah adalah saat beliau
berada di Arafah dan bermunajat kepada Allah. Saat itu, beliau mengangkat kedua
tangannya tinggi-tinggi ke atas. Setelah selesai berdoa, beliau menangis.
Jibril mendatangi beliau dengan membawa wahyu dari Allah. “Pada hari ini
telah Ku-sempumakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS.
Al-Maa’idah: 3). Para sahabat senior bisa memahami bahwa ayat tersebut
menandakan ajal Rasulullah telah dekat. Juga menandakan bahwa masa perpisahan
dengan Rasulullah telah nyaris tiba. Mereka menangis dan menangis.
Keempat, Ahmad meriwayatkan bahwa ketika
Rasulullah hendak mencukur rambut, beliau berkata kepada Muammar bin Abdullah,
“Wahai Muammar, apakah engkau membawa pisau pencukur?” Muammar menjawab, “Ya,
Rasulullah!” Kemudian beliau berkata lagi, “Bacalah basmallah lalu cukurlah
kepalaku!” Beliau menyodorkan kepala sebelah kanan ke hadapan Muammar. Itulah
bagian kepala yang mencerminkan keadilan, kebenaran, dan kepastian. Beliau
berkata, “Adakah engkau pernah bermimpi Rasulullah menyodorkan kepalanya ke
hadapanmu sedangkan engkau membawa pisau cukur?” Muammar menjawab, “Demi Allah,
ini adalah nikmat Allah yang sangat besar hingga saya berkesempatan mencukur
rambut Rasulullah.”
Setelah
sebagian selesai dicukur, Rasulullah berkata kepada para sahabat, “Berbagilah
kalian!” Serentak para sahabat berebut kesempatan untuk mencukur kepala beliau.
Semuanya ingin mendapatkan kesempatan berharga tersebut. Namun, yang terjadi
justru kegaduhan karena saling berebut. Di antara mereka ada yang hanya
mendapat sepotong rambut Rasulullah. Sesungguhnya
yang demikian bukan berarti penyembahan kepada selain Allah. Hal itu tidak lain
karena kecintaan yang sejati kepada Rasulullah sang kekasih Allah. Karena
melalui beliau, Allah menyelamatkan umat manusia dari kesesatan dan kegelapan.
Melalui beliau, Allah menunjukkan manusia pada cahaya kebenaran.
Kemudian
Rasulullah memerintahkan Muammar untuk mencukur sebagian yang masih tersisa.
Muammar melanjutkan apa yang diperintahkan Rasulullah. Setelah selesai kepala
beliau tercukur, beliau berkata, “Di manakah Abu Talhah al-Anshari?” Abu Talhah
segera mendekat dan Rasulullah berkata kepadanya, “Ambillah semua rambut ini!”
Abu Talhah hanya bisa menangis karena bahagia.
Itulah
tadi beberapa makna haji dan kenangan bersama Rasulullah. Haji adalah salah
satu dari rukun Islam. Barangsiapa berniat untuk mengunjungi rumah Allah,
hendaklah ia mengikhlaskan niatnya. Hendaklah ia menyucikan segala usahanya
dari perkara haram. Sesungguhnya Allah adalah Maha Baik. Dia tidak menerima
sesuatu melainkan yang baik lagi halal.
Mudah-mudahan
kita semua sampai ke tanah suci untuk melaksanakan perintah Allah SWT dan
mendapat ridha dan petunjuknya, amiin.
0 komentar:
Posting Komentar